SAHROJI; BACA PUISI SUDAH JADI HOBI
rumahdunia | Jawara | February 22nd, 2010 | No Comments »
apasih manfaatnya dokumentasi ,,///???? untuk itu mari kita perhatikan, didalam masa sekarang sudah banyak peralatan - peralatan canggih, Contoh, peralatan yang bisa mengedomentasikan suatu acara yaitu Foto, dengan foto kita bisa mengabadikan acara misalnya, Acara pernikahan, acara Khitanan, Wisudaan, bahkan perusahaan pun bisa kita bentuk suatu profil atau momen - momen yang ingin menjadi suatu perusahaan itu sendiri ada sejarah ataupun mengingat berdirinya, dan tujuan di masa waktu mendirikan perusahaan tersebut,,,,,
Sahroji
atau akrab dipanggil Oji, ternyata selain sebagai tukang ojek, ia juga
adalah ketua Rukun Tetangga (RT) di kampungnya, di Makambata Rt 12/06
Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Serang. Ia mengaku mempunyai
hobi membuat puisi sekaligus membacakan puisinya. Pasalnya, semenjak
mengikuti lomba Baca Puisi Wong Cilik pertama (tahun 2008) yang
diselenggarakan Rumah Dunia, Oji yang saat itu tidak tahu apa itu puisi
dan bagaimana bentuknya, atas permintaan temanya, Rahmat Heldy HS, guru
SMA Al-Irsyad Waringin Kurung, Oji pun memberanikan diri untuk ikut
lomba. Tanpa di sangka, ternyata Oji mendapatkan juara satu pada saat
itu. “Waktu itu, saya membacakan puisi yang berjudul Dibalik Tukang
Ojek,” kenang Oji saat menghadiri lomba Baca Puisi Wong Cilik jilid 3 di
Rumah Dunia, Minggu (14/2). Bapak dari dua anak ini mengaku menjadi
tukang ojek sejak 2004 lalu. “Kadang saya jadi kuli bangunan jika ada
proyek pembuatan rumah. Jadi petukang,” kenang Oji. Boleh di bilang
semenjak ia menjadi juara satu dalam lomba Baca Wong Cilik pertama, Oji
mengaku, sekarang sudah hobi buat puisi dan membaca puisi.Lalu apa puisi bagi Oji sendiri? “Puisi bagi saya adalah sebuah ungkapan perasaan pribadi seseorang,” kata Oji. Oleh karena itu, puisi-puisi yang lahir dari tangan Oji, semuanya bercerita tentang kehidupan sehari-harinya. Seperti pada puisi ’Di Balik Tukang Ojek’ yang menceritakan pengalamannya menunggu penumpang di pangkalan ojek saat terik mentari menyengat tubuh dan debu-debu yang menempel di wajahnya, serta doa kegetiran seorang tukang ojek yang mempunyai keluarga berjuang mencari nafkah demi sesuap nasi. Begitulah kiranya isi dari puisi ’Di Balik Tukang Ojek’ yang memang belakangan Oji mengaku puisi itu bukan murni dari buah pikiranya, melainkan ada sebagian masukan kata dari sahabatnya, Rahmat Heldi HS, penyair Kampung Ular dan relawan RD. “Puisi Dibalik Tukang Ojek itu sebagian saya yang tulis dan sebagian lagi di tulis Pak Rahmat,” kata Oji mengaku. “Tapi, ide awalnya dari saya,” sambungnya kemudian.
Seperti orang kebanyakan, Oji pun mengaku gemetaran saat menunggu giliran maju untuk tampil baca puisi di atas panggug. “Dulu sempat gemeteran. Deg-degan. Tapi, setelah maju (diatas panggung) nggak gemetaran lagi,” kata laki-laki yang berumur 32 tahun ini.
Tapi, pada kesempatan kali ini, Oji tidak sedang ikut lagi dalam Lomba Wong Cilik Jilid 3. Melainkan Oji di minta oleh RD menjadi tamu sekaligus membacakan puisinya di depan. Hitung-hitung sebagai hiburan dan mengisi waktu kosong menunggu dewan juri menilai para peserta Wong Cilik jilid 3, yang sudah di mulai sekitar pukul 08.00 WIB.
Jika arti puisi menurut Oji adalah sebuah ungkapan perasaan pribadi seseorang. Apakah puisi Di Balik Tukang Ojek juga bagian dari perasaan pribadinya dan warna dalam kehidupannya? Lalu apa arti hidup bagi Oji? “Hidup ini terlalu keras. Dari mancari nafkah, zaman sekarang cari duit susah.” Kata Oji yang masih tetap bersemangat mencari uang lebih banyak lagi. “Karena saya sebagai tulang punggung keluarga. Jadi saya harus bertanggung jawab menghidupi anak dan istri saya,” katanya dengan mantap.[Ahmad Wayang]
Tags Kata
Gonjlengan
ANTARA “TUBAGUS” DI BANTEN DAN “SIR” DI INGGRIS
Oleh Gol A
Gong Paul Mc Cartney, penyanyi kelompok musik The Beatles dari
Liverpool dan Alex Ferguson, menejer tim sepakbola klub Manchester
United Inggris tidak menyangka jika kedatangan di Bandara Soekarno Hatta
disambut tarian selamat datang “Banten Katuran” persembahan Sanggar
Tari Laksana pimpinan Mayang Sari, doktor seni tari satu-satunya milik
Banten. Paul yang lahir pada [...]
Full Story | June 29th, 2011
Banten Kuliner
MY BAKSO: RASA BINTANG LIMA, HARGA KAKI LIMA
SERANG—Resto
My Bakso yang berada di Jl. KH. Sohari No. 20 B, Pekojan, Serang-
Banten, mulai digemari warga Serang dan sekitarnya. Meskipun Resto My
Bakso adalah Franchise: merek yang cukup terkenal dan memiliki system
duplikasi kesuksesan usaha, berpusat di Surabaya, baru-baru ini sudah
ada di Serang, dibuka sejak bulan Desember 2009, adalah satu-satunya
usaha Franchise [...]
Full Story | March 27th, 2010
Wisata Banten
ARUNG JERAM: WISATA DAN KEMANUSIAAN
Bagi
wisatawan lokal Jabodetabek yang punya nyali dan suka tantangan Arung
Jeram Sungai Ciberang-lah pilihannya. Objek wisata alam yang beralamat
di Kampung Muhara, Lebak Gedong, Lebak, Banten, ini tak hanya sebagai
wahana rekreasi semata. Tapi bisa dijadikan objek wisata olah raga.
“Selain tempat wisata kami juga menerima pelatihan atlit Arung Jeram dan
Water restque,” kata [...]
Full Story | March 26th, 2010
Cerpen
BARAKAH
Cerpen
Langlang Randhawa* Gebleg kamu ini! Masak kamu tidak tahu ayahku!? Atau
kamu hanya pura-pura saja. Kebina-bina jika kau tak kenal dia. Hey,
kamu, dengarkan baik-baik. Pasang telingamu dan fokuskan hatimu. Lupakan
saja soal fatwa arah kiblat yang gosipnya menghadap Spanyol hanya
karena negeri matador itu juara piala dunia. Lupakan juga soal
ledakan-ledakan hangat dari [...]
Full Story | August 6th, 2010
Novel
TEMBANG KAMPUNG HALAMAN [1]
Oleh Gol A
Gong MATAHARI merangkak ke sore hari di kota kecil itu. Sinarnya terang
benderang menyelimuti permukaan kota. Mulut langit mengembuskan angin
dari sebuah kereta ekonomi yang memasuki stasiun. Dari roda-roda
lokomotif tampak asap bergulung-gulung dan bunyi rem berderit,
menandakan betapa tuanya umur lokomotif ini. Debu pun beterbangan ke
seluruh penjuru, tapi itu tak [...]
Full Story | April 8th, 2010
Puisi
PUISI-PUISI A. GANJAR SUDIBYO
TENTANG
BEBERAPA TUKANG BECAK I. “ora et labora” di pertigaan jalan menuju rumah
beberapa tukang becak menyemadikan nasib : bagaimana menyeimbangkan doa
dan usaha – memejam di tempat duduk masingmasing- II. “nrimo ing
pandum” kepasrahan bukanlah pengertian yang bisa diserahkan begitu saja
kepada puingan matahari dan purnama mereka mengabadikannya sebagai
penanda becak yang telah menerima [...]
Full Story | July 18th, 2010
No comments:
Post a Comment