perubahan hidup

Sunday, July 8, 2012

Maklumat Wong Waringinkurung

SAHROJI; BACA PUISI SUDAH JADI HOBI




apasih manfaatnya dokumentasi ,,///???? untuk itu mari kita perhatikan, didalam masa sekarang sudah banyak peralatan - peralatan canggih, Contoh, peralatan yang bisa mengedomentasikan suatu acara yaitu Foto, dengan foto kita bisa mengabadikan acara misalnya, Acara pernikahan, acara Khitanan, Wisudaan, bahkan perusahaan pun bisa kita bentuk suatu profil atau momen - momen yang ingin menjadi suatu perusahaan itu sendiri ada sejarah ataupun mengingat berdirinya, dan tujuan di masa waktu mendirikan perusahaan tersebut,,,,,
Sahroji atau akrab dipanggil Oji, ternyata selain sebagai tukang ojek, ia juga adalah ketua Rukun Tetangga (RT) di kampungnya, di Makambata Rt 12/06 Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Serang. Ia mengaku mempunyai hobi membuat puisi sekaligus membacakan puisinya. Pasalnya, semenjak mengikuti lomba Baca Puisi Wong Cilik pertama (tahun 2008) yang diselenggarakan Rumah Dunia, Oji yang saat itu tidak tahu apa itu puisi dan bagaimana bentuknya, atas permintaan temanya, Rahmat Heldy HS, guru SMA Al-Irsyad Waringin Kurung, Oji pun memberanikan diri untuk ikut lomba. Tanpa di sangka, ternyata Oji mendapatkan juara satu pada saat itu. “Waktu itu, saya membacakan puisi yang berjudul Dibalik Tukang Ojek,” kenang Oji saat menghadiri lomba Baca Puisi Wong Cilik jilid 3 di Rumah Dunia, Minggu (14/2). Bapak dari dua anak ini mengaku menjadi tukang ojek sejak 2004 lalu. “Kadang saya jadi kuli bangunan jika ada proyek pembuatan rumah. Jadi petukang,” kenang Oji. Boleh di bilang semenjak ia menjadi juara satu dalam lomba Baca Wong Cilik pertama, Oji mengaku, sekarang sudah hobi buat puisi dan membaca puisi.
Lalu apa puisi bagi Oji sendiri? “Puisi bagi saya adalah sebuah ungkapan perasaan pribadi seseorang,” kata Oji. Oleh karena itu, puisi-puisi yang lahir dari tangan Oji, semuanya bercerita tentang kehidupan sehari-harinya. Seperti pada puisi ’Di Balik Tukang Ojek’ yang menceritakan pengalamannya menunggu penumpang di pangkalan ojek saat terik mentari menyengat tubuh dan debu-debu yang menempel di wajahnya, serta doa kegetiran seorang tukang ojek yang mempunyai keluarga berjuang mencari nafkah demi sesuap nasi. Begitulah kiranya isi dari puisi ’Di Balik Tukang Ojek’ yang memang belakangan Oji mengaku puisi itu bukan murni dari buah pikiranya, melainkan ada sebagian masukan kata dari sahabatnya, Rahmat Heldi HS, penyair Kampung Ular dan relawan RD. “Puisi Dibalik Tukang Ojek itu sebagian saya yang tulis dan sebagian lagi di tulis Pak Rahmat,” kata Oji mengaku. “Tapi, ide awalnya dari saya,” sambungnya kemudian.
Seperti orang kebanyakan, Oji pun mengaku gemetaran saat menunggu giliran maju untuk tampil baca puisi di atas panggug. “Dulu sempat gemeteran. Deg-degan. Tapi, setelah maju (diatas panggung) nggak gemetaran lagi,” kata laki-laki yang berumur 32 tahun ini.
Tapi, pada kesempatan kali ini, Oji tidak sedang ikut lagi dalam Lomba Wong Cilik Jilid 3. Melainkan Oji di minta oleh RD menjadi tamu sekaligus membacakan puisinya di depan. Hitung-hitung sebagai hiburan dan mengisi waktu kosong menunggu dewan juri menilai para peserta Wong Cilik jilid 3, yang sudah di mulai sekitar pukul 08.00 WIB.
Jika arti puisi menurut Oji adalah sebuah ungkapan perasaan pribadi seseorang. Apakah puisi Di Balik Tukang Ojek juga bagian dari perasaan pribadinya dan warna dalam kehidupannya? Lalu apa arti hidup bagi Oji? “Hidup ini terlalu keras. Dari mancari nafkah, zaman sekarang cari duit susah.” Kata Oji yang masih tetap bersemangat mencari uang lebih banyak lagi. “Karena saya sebagai tulang punggung keluarga. Jadi saya harus bertanggung jawab menghidupi anak dan istri saya,” katanya dengan mantap.[Ahmad Wayang]


advert

Tags Kata

Gonjlengan

ANTARA “TUBAGUS” DI BANTEN DAN “SIR” DI INGGRIS

Oleh Gol A Gong Paul Mc Cartney, penyanyi kelompok musik The Beatles dari Liverpool dan Alex Ferguson, menejer tim sepakbola klub Manchester United Inggris tidak menyangka jika kedatangan di Bandara Soekarno Hatta disambut tarian selamat datang “Banten Katuran” persembahan Sanggar Tari Laksana pimpinan Mayang Sari, doktor seni tari satu-satunya milik Banten. Paul yang lahir pada [...]
Share
Full Story | June 29th, 2011

Banten Kuliner

MY BAKSO: RASA BINTANG LIMA, HARGA KAKI LIMA

SERANG—Resto My Bakso yang berada di Jl. KH. Sohari No. 20 B, Pekojan, Serang- Banten, mulai digemari warga Serang dan sekitarnya. Meskipun Resto My Bakso adalah Franchise: merek yang cukup terkenal dan memiliki system duplikasi kesuksesan usaha, berpusat di Surabaya, baru-baru ini sudah ada di Serang, dibuka sejak bulan Desember 2009, adalah satu-satunya usaha Franchise [...]
Share
Full Story | March 27th, 2010
advert

Wisata Banten

ARUNG JERAM: WISATA DAN KEMANUSIAAN

Bagi wisatawan lokal Jabodetabek yang punya nyali dan suka tantangan Arung Jeram Sungai Ciberang-lah pilihannya. Objek wisata alam yang beralamat di Kampung Muhara, Lebak Gedong, Lebak, Banten, ini tak hanya sebagai wahana rekreasi semata. Tapi bisa dijadikan objek wisata olah raga. “Selain tempat wisata kami juga menerima pelatihan atlit Arung Jeram dan Water restque,” kata [...]
Share
Full Story | March 26th, 2010
advert

Cerpen

BARAKAH

Cerpen Langlang Randhawa* Gebleg kamu ini! Masak kamu tidak tahu ayahku!? Atau kamu hanya pura-pura saja. Kebina-bina jika kau tak kenal dia. Hey, kamu, dengarkan baik-baik. Pasang telingamu dan fokuskan hatimu. Lupakan saja soal fatwa arah kiblat yang gosipnya menghadap Spanyol hanya karena negeri matador itu juara piala dunia. Lupakan juga soal ledakan-ledakan hangat dari [...]
Share
Full Story | August 6th, 2010

Novel

TEMBANG KAMPUNG HALAMAN [1]

Oleh Gol A Gong MATAHARI merangkak ke sore hari di kota kecil itu. Sinarnya terang benderang menyelimuti permukaan kota. Mulut langit mengembuskan angin dari sebuah kereta ekonomi yang memasuki stasiun. Dari roda-roda lokomotif tampak asap bergulung-gulung dan bunyi rem berderit, menandakan betapa tuanya umur lokomotif ini. Debu pun beterbangan ke seluruh penjuru, tapi itu tak [...]
Share
Full Story | April 8th, 2010

Puisi

PUISI-PUISI A. GANJAR SUDIBYO

TENTANG BEBERAPA TUKANG BECAK I. “ora et labora” di pertigaan jalan menuju rumah beberapa tukang becak menyemadikan nasib : bagaimana menyeimbangkan doa dan usaha – memejam di tempat duduk masingmasing- II. “nrimo ing pandum” kepasrahan bukanlah pengertian yang bisa diserahkan begitu saja kepada puingan matahari dan purnama mereka mengabadikannya sebagai penanda becak yang telah menerima [...]
Share
Full Story | July 18th, 2010

No comments:

Post a Comment