Fatahillah cilegon- banten
B
A B I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai usaha dalam
mengenal, menerapkan dan membandingkan pengetahuan yang lebih diterima secara
teoritis sekolah dengan aplikasi di lapangan dan untuk memperoleh manfaat
diantaranya.
- Mengetahui sistem kerja di perusahaan, dan apa saja tugas seorang Mekanik dalam aplikasi di dunia industri.
- Dapat mengetahui kendala-kendala yang terjadi sehingga memudahkan penanggulangan untuk proses selanjutnya.
- Menambah wawasan atau pengetahuan tentang peralatan yang ada di perusahaan terutama mesin bubut, serta untuk memenuhi salah satu persyaratan semester akhir di SMK YP Fatahillah I Cilegon.
1.2 Landasan Hukum
Pelaksanaan sistem
ganda akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
ketentuan pada undang-undang No.2/1989 tentang peran masyarakat dalam
pendidikan Nasional dan Kepmendikbud No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK
sebagai berikut:
1. “Penyelanggaraan
pendidkan dilaksanakan melalui 2(dua) jalur yaitu jalur Pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan luar sekolah”.
UUSPN bab IV pasal 10
ayat (1)
2. “Penyelenggaraan
sekolah Menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan
para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”.
PP 29 bab XI pasal 29
ayat (1)
3. “Penggunaan
dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat,
keluarga serta didik
UUSPN bab VIII pasal 33
4. “Masyarakat
sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas luasnya untuk berperan serta
dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.”
UUSPN bab VIII pasal 47
5. “peran
serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan Madang da atau latihan
kerja”.
PP 29 bab VI pasal
butir 8
6. “Pemerintah
dan masyarakat mendapat peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam sistem pendidikan nasional
P 29 bab VI pasal 8
ayat (2)
7. “Pada
sekolah Menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diberikan dalam
rangka pengembangan pendidikan menengah”.
PP 29 Bab XIII pasal 22
ayat (2)
8. “Sekolah
Menengah Kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan pengajaran sebagai
berikut:
a.
Melaksanakan unit produksi sekolah yang
beroperasi secara professional sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b.
Melaksanakan sebagian kelompok mata
pelajaran keahlian kejuruan disekolah, dan sebagian lainya di dunia usaha atau
industri.
c.
Melaksanakan kelompok mata pelajaran
keahlian sepenuhnya di masyarakat, dunia usaha dan dunia industry.
1.3
Konsep Sistem Ganda
A.
Pengertian
Sistem ganda adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara
sistematika dan Sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
B. Tujuan dasar yang ingin dicapai dari
Pendidikan Sistem Ganda antara lain :
a.
Mengutamakan keterampilan pekerjaan yang
meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap atau etos kerja yang baik untuk
pekerjaan tingkat awal maupun lanjut.
b.
Memperkokoh keterkaitan antara sekolah,
dunia kerja dan prospek peserta didik untuk mencapai pengembangan kemampuan
pribadi yang utuh terpadu, sinkron, dan berjalan secara morfogenesis.
c.
Memudahkan pengembangan karir dan
keterampilan kehidupan melalui eksplorasi
di tempat kerja.
d.
Memudahkan pengembangan dan pendewasaan
pribadi peserta didik melalui pengalaman kerja.
e.
Memberikan penghasilan dan Remediasi
sosial bagi sebagian peserta didik yang kurang mampu.
C.
Sasaran Jangka Panjang
Pendidikan sistem ganda ini akn mengacu
pada standar kompetensi tertentu tetapi karena standar kompetensi keahlian belum
ada, dan kondisi perusahaan atau industri penyelenggaraan masih sangat
bervariasi, maka untuk sementara waktu masih di mungkinkan memakai standar yang
bersifat normatife, belum bersifat criterion.
D.
Keuntungan bagi pihak Industri
Penyelenggaraan
pendidikan sistem ganda memberi keuntungan ganda bagi pihak industry antara
lain:
a.
Perusahaan dapat persis mengenal
kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja di perusahaan. Kalau perusahaan
menilai orang tersebut dapat menjadi asset di perusahaannya tersebut. Kalau
tidak dapat di lepas karena tidak ada urusan bagi perusahaan untuk
memperkerjakan apabila telah tamat.
b.
Pada umumnya peserta didik telah ikut pada
proses produksi secara aktif , sehingga pada pengertian tertentu selama masa
pendidikan peserta didik adalah tenaga kerja yang murah.
c.
Selama proses pendidikan melalui kerja
industri, peserta didik lebih mudah di atur dalam disiplin berupa kepatuhan
terhadap peraturan perusahaan karena itu sikap peserta didik dapat dibentuk
sesuai ciri khas tertentu perusahaan.
d.
Perusahaan dapat memberi tugas pada
peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan dan Teknologi (dari sekolah),
untuk kepentingan khusus perusahaan.
e.
Memberi
kepuasan bagi dunia industri karena diakui ikut serta menentukan hari depan
bangsa melalui pendidikan sistem ganda.
1.4
Pokok Permasalahan
Pada kesempatan ini
penulis akan sedikit membahas tentang mesin bubut dan menjelaskan bagian-bagian
serta fungsi mesin bubut itu sendiri.
1.5
Ruang Lingkup Masalah
Seperti diketahui pada tujuan dari
praktek, maka untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan materi yang
cukup pula karena meningkat luasnya permasalahan. Untuk itu penulisan membatasi
hanya pada sistem pengoperasian dan pemeliharaan mesin bubut itu sendiri.
1.6
Methode pengumpulan data
Adapun metode
pengumpulan data yang dilakukan diantaranya :
1. Studi lapangan (Observasi)
Metode
ini dilaksanakan dengan meninjauan langsung ke lapangan dan melihat mekanisme
kerja proses trafomator tenaga kerja
serta perawatannya.
2. Tanya Jawab
Dilakukan
dengan cara menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam operasi,
baik mengenai data teknik maupun kondisi yang ada di lapangan.
3. Study Keputusan (Library Study)
Dengan
metode ini dapat diketahui lebih detail hal-hal yang berkaitan dengan proses
sistem perawatan trafo tenaga melalui data-data sebagai acuan deskripsi masalah
1.7
Sistematika Penulisan
Sistem
penulisan laporan ini dibuat dengan maksud memberikan gambaran secara garis
besar tentang hal-hal yang dipaparkan pada setiap bab laporan ini.
BAB
I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan tentang
latar belakang kerja praktek dan maksud dan tujuan dari kerja praktek, berikut
pokok permasalahan, ruang lingkup masalah, metode pengambilan data dan
sistematik penulisan
BAB
II SEJARAH PERUSAHAAN
Dalam bagian ini dibahas tentang sejarah
singkat perusahaan, produktivitas perusahaan yang ada di PT Gunanusa Utama Fabricators.
BAB
III LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang mesin
bubut baik itu bagian, prinsip kerja, mesin perkakas yang berfungsinya sebagai
pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat dengan alat potong yaitu
pahat bubut.
BAB
IV PERAWATAN MESIN BUBUT
Diuraikan spesifikasi permasalah yang
dihadapi tentang sistem operasi dan cara standar perawatan mesin bubut.
BAB
V PENUTUP
Bab ini meliputi kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan dalam kerja praktek dan saran-saran yang
hendaknya dilaksanakan.
LAMPIRAN
- LAMPIRAN
B
A B II
PROFIL
PERUSAHAAN
2.1
Sejarah singkat PT. Gunanusa Utama Fabricators
PT. Gunanusa Utama Fabricators ( PMDM ) adalah salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang kontruksi anjungan lepas pantai dan merupakan
perusahaan dalam negri. Adapun PT. Gunanusa Utama Fabricators telah didirikan
pada tanggal 22 Desember 1980 yang di prakarsai oleh para Enginer lulusan ITB. PT. Gunanusa Utama Fabricators pertama kali beroperasi pada bulan November 1983 yaitu
proyek pertama kali di buat adalah membangun Offshore milik PT. APRIL dan single
poin mooring system blue water atau
Hudbay oil.
Sekarang ini PT Gunanusa Utama Fabricators
setelah beroperasi kurang lebih 11 tahun di dunia industri kelautan, sudah
mengalami perubahan yang sangat besar yaitu PT. Gunanusa Utama Fabricators
selalu melakukan perbaikan dari desain atau konstruksi yang telah dibuatnya
baik itu dengan memperbaiki kualitas dan desain atau konstruksi maupun pada
ketetapan pada jadwal proyek maka akan meningkatkan kepercayaan dari klien dan
perusahaan lainnya. Adapun proyek yang dilakukan oleh PT. Gunanusa Utama
Fabricators tidak hanya kalangan perusahaan migas nasional, namun perusahaan
internasional saja mengakui keahlian PT. Gunanusa Utama Fabricators. Untuk PT.
Gunanusa Utama Fabricators selalu melakukan penelitian dibidang kelautan yang
dilakukan secara terus menerus.
PT. Gunanusa Utama Fabricators untuk sekarang ini melakukan pekerjaan
yaitu:
Deai
bangunan lepas pantai misalnya jacket,
Deck, pembuatan pressure Veessel,
Contrainer cranes dan boiler yang semuannya di desain oleh PT.
Gunanusa Utama Fabricators dan pihak pendukung misalnya sofresid (paris) Tripatra Engginering
dan lain-lain.
Untuk kegiatan sehari-hari yaitu untuk konstruksi berbagai macam proyek
maka PT. Gunanusa Utama Fabricators memiliki Yard Fabrication yang sangat besar yaitu dengan kapasitas loading dan unloading 5000 metric ton
PT. Gunanusa Utama Fabricators yang khususnya bergerak di bidang
konstruksi baja terus berusaha mengembangkan perusahaan sesuai dengan
permintaan dimasa depan. Untuk saat ini PT. Gunanusa Utama Fabricators telah
mampu membangun:
1.
Offshore Plateform Project
PT. Gunanusa Utama Fabricators adalah perusahaan nasional pertama yang
mampu membuat Offshore Plateform
sampai 5000 metric ton termasuk Engginering, Fabrikasi dan instalansi
dari proyek tesebut.
2.
Container Cranes dan Trnstarines Cranes
PT. Gunanusa Utama
Fabricators adalah perusahaan nasional yang pertama yang mampu membuat seluruh
konstruksi Container Cranes dan Transtarines Cranes. Sampai sekarang PT.
Gunanusa Utama Fabricators telah menyelesaikan Cranes untuk pelabuhan Tanjung Priok dan 6 Cranes di ekspor di pelabuhan singapura.
Selain PT. Gunanusa
Utama Fabricators telah mendapat lisensi penuh dari PACECO in of sanfransisco, USA sebagai ketujuh di
dunia setelah MITSUI, HYUNDAI dan lain-lain untuk membangun port handring crane itu PT. Gunanusa
Utama Fabricators merupakan anggota aktif KADIN ( Kamar Dagang Industri )
indonesia, juga menjadi anggota GAMMA ( Federation
Of Machinery And Metal Working Assosication ) dan IPERINDO (Shipbuilding Assocition).
3.
Boiler dan Pressure Vessel
PT. Gunanusa Utama
Fabricators adalah perusahaan nasional yang pertama yang membuat terobosan
dalam teknologi seperti:
Ø Electric Dehidrator Pressure Vessel
Ø Waste
Hear Expansion Recuvery Boiler
Ø Mechanical Floation
Unit sepator minyak dan gas
Ø Peralatan
Boiler dengan kapasitas besar
Ø Heavy Duty Filter
untuk proyek sistem injeksi minyak
2.2
Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Budaya Perusahaan PT. GUF
2.2.1 Visi Perusahaan
Expansi bisnis sampai ke pasar internasional dengan mempunyai kemampuan
untuk mencapai “Zero Defect”, tepat
waktu dan professional dalam setiap produk yang dihasilkan.
2.2.2 Misi Perusahaan
Penuasaan management dan teknologi pada Engginering Procurement, Contruction dibidang fasilitas migas dan
material handling yang memperhatikan
K3.
2.2.3 Kebijakan Mutu perusahaan
Kami berkomitmen untuk memenuhi persyaratan dan keputusan pelanggan
melalui pencapai saran mutu terukur yang di tingkatkan terus menerus dengan
tetap mengutamakan kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja.
2.2.4 Budaya Perusahaan
Disiplin, kerja keras, Komponen dan taqwa.
B
A B III
LANDASAN
TEORI
3.1
Mesin Bubut
3.1.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut
adalah mesin perkakas yang fungsinya sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda
dengan jalan menyayat dengan alat potong yaitu pahat bubut. yang termasuk
klasifikasi mesin bubut meliputi semua mesin perkakas yang memproduksi
bentuk-bentuk silindris. Benda kerja diputar oleh spindle mesin dan dipegang pada dua senternya atau dijepit dengan
pencekam. Mesin ini termasuk mesin serbaguna sehingga paling banyak digunakan
dan dijumpai di bengkel-bengkel permesinan.
3.1.2 Prinsip kerja Mesin Bubut
Prinsip kerjanya
adalah benda kerjanya berputar (melakukan gerak potong) sedangkan pahatnya
melakukan gerak berjalan. Pembubutan dilakukan dengan menekan dengan perkakas
potong yang di sebut pahat bubut kepada benda kerja yang berputar.
3.2
Bagian-bagian Mesin Bubut dan Fungsinya
Kepala tetap (head stock) bagian ini merupakan komponen penggerak dari mesin
bubut yang termasuk di dalamnya :
1. Spindle : Yaitu proses berlubang yang fungsinya
meneruskan putaran dan daya dari motor penggerak ke bagian pemegang benda kerja
2. Sistem
transmisi : yang berisi susunan roda gigi berbagai ukuran berfungsi untuk
mengubah dan menyetel putaran spindle dan untuk meneruskan daya serta putaran
melalui poros transporter dan poros
ulir untuk mengatur gerakan pemakanan melintang dan memanjang maupun dalam
pembubutan ulir.
a.
Kepala lepas (tail stock). Berfungsi menehan ujung benda kerja yang dibubut.
Benda terebut dapat disetel sepanjang meja untuk menyesuaikan panjang benda
kerja. Bagian ini juga berfungi sebagai tempat mata drill atau bor pada waktu proses pengeboran (drilling),dan reaming, dapat
juga diatur sedikit kearah melintang pada waktu pembubutan kerucut yang
memanjang.
b.
Meja (bed) berfungsi mendukung dan tempat meluncurnya kepala lepas,
eretan dan penyangga tetap.
c.
Eretan (carreage) berfungsi mendukung dan mmandu penggerakan pahat
sepanjang meja, yang terdiri atas : tempat pahat, eretan atas, eretan
melintang, sadel dan apron.
d.
Tempat pahat (tool posh) merupakan tempat pahat penjepit.
e.
Eretan atas (kompoud rest) berfungsi mendukung tempat pahat dan bagian ini dapat
diputar sesuai kebutuhan.
f.
Eretan lintang (cross slide), terpasang di atas sadel yang berfungsi untuk
menggerakan pahat arah melintang (mengatur ke dalam potongan atau mengatur
kecepatan pemakanan pada pembubutan muka atau melintang).
g.
Sadel berfungsi untuk kedudukan eretan
melintang.
h.
Apron berisi kendali, transmisi roda gigi dan
mekanisme lain untuk mengatur eretan dengan tangan atau daya.
i.
Poros ulir (lead screw) hanya dipakai pada waktu pembuatan ulir yaitu
menghubungkan sistem transmisi pada kepala lepas dengan sistem transmisi pada
apron sehingga kecepatan putaran spindle dan
kecepatan pemakaian bisa sinkron untuk pemotongan ulir.
j.
Poros trans portir (feed rod) berfungsi mentransmisikan daya dari sitem transmisi pada
kepala lepas untuk menggerakan mekanisme apron untuk daya pemakanan melintang
dan memanjang.
k.
Pompa pendingin (coolent) sebagai sistem pendinginan pahat bubut agar tidak terjadi
panas yang mengakibatkan patah pahat.
l.
Selain bagian utama mesin bubut juga
memiliki beberapa alat tambah diantaranya : pembawa (carier), face plate, follow, cekam tiga rahang dan empat rahang,
serta tapper attachment (pengukur
tirus).
3.3
Jenis-jenis Mesin Bubut
Penggolongan mesin bubut menjadi sulit karena terdapat kategori dalam
ukuran, desain, metode penggerakan maupun penggunaan. Berdasarkan penggunaan
mesin bubut dapat dibedakan menjadi :
a. Mesin
Bubut Stock batangan : dimana benda
kerja umumnya dipegang antara senter kepala tetap dan kepala lepas.
b. mesin
bubut pencekam : dimana benda kerja umumnya dipegang dengan pencekam.
Pada umumnya mesin bubut diberi nama
sesuai dengan karakteristik desain yang menonjol. Berikut ini beberapa mesin
bubut yang sudah dikenal :
Ø Mesin
Bubut Transporter
Ø Mesin
Bubut Revolver
Ø Mesin
Bubut Tegak
Ø Mesin
Bubut Kepala
Ø Mesin
Bubut CNC
Ø Mesin
Bubut Setengah otomatis
3.4
Jenis-jenis Pahat Bubut
Dalam Mesin bubut, jenis pahat bubut
yang dikenal ada tiga macam, yaitu:
1.
Pahat Bubut Batangan
2.
Pahat Brazed (brazed turning tool)
3.
Pahat Insert turning tool
B
A B IV
PERAWATAN
MESIN BUBUT
4.1
Menentukan Putaran Mesin Bubut
Menentukan putaran mesin bubut supaya menghasilkan hasil yang baik maka
pemilihan putaran mesin bubut yang sesuai dengan bahan dan ukuran banda kerja
sangatlah penting.
4.2
Perawatan Mesin Bubut
Overhaul
suatu usaha pembaruan yang dilakukan pada mesin peralatan apabila mesin
tersebut mengalami kerusakan total karena pemakaian.
Penyebab kerusakan tersebut antara lain
keausan dan perawatan kurang baik.
Kegiatannya:
Ø Mengadakan
tes standar
Ø Pembongkaran
Ø Perbaikan
atau Pergantian
Ø Pemasangan
penyetelan
Ø Pengetesan
standar
Ruang lingkup maintenance dan repair
meliputi
Ø Alat
peralatan
Ø Permesinan
Ø Bengkel
dan gedung
4.3
Tujuan
Agar supaya mesin peralatan dapat bekerja sebagaimana mestinya mempunyai
hasil guna yang tinggi serta mempunyai umur yang panjang.
4.4
Proses Kerja Perawatan (Maintenance)
Proses kerja perawatan (maintenance) adalah sebagai berikut:
1. Former lapangan
memberikan laporan kerusakan (perbaikan mesin apa dan nomor berapa).
2. Personil
Maintanance membuka dan membaca
laporan tersebut dengan mengadakan pengecekan dan pembongkaran. Setelah itu di
adakan perbaikan repair atau
menggambarkan mengorderkan bila mana Sparepart
yang rusak di asembling, terus
diadakan pengetesan dari perbaikan tersebut.
Keterangan: Setelah seksi maintenance melakukan repair seksi tersebut menuliskan laporan
perbaikan di LKP komputer.
4.4.1 Fase-fase perawatan dan
Pemeliharaan
Perawatan dan Pemeliharaan:
1. Perawatan
sebelum dioperasikan (para pemeliharaan)
2. Perawatan
Pencegahan (preventive maintenance)
3. Perbaikan
(curative maintenance)
4.
Overhaul
4.4.2 Peralatan yang ada
·
Mesin Scrab
·
Mesin Bor
·
Mesin Las
·
Mesin Milling
·
Mesin Line Boeing
·
Mesin Gerinda
·
Mesin Bubut
·
Crane
4.4.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan berkala dengan melihat kondisi alat tersebut yang
mesti di perbaiki, Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara:
1.
Harian :
Membersihkan mesin dan menyimpan mesin dan mengerjakan benda
2.
Mingguan :
Membersihkan mesin
3.
Triwulan :
Mengganti oli mesin
4.
Tahun :
Pengecekan mesin dan penggantian sprepect yang rusak
4.4.4 Bahan-bahan yang di gunakan
·
Besi
·
Baja
·
Plate stell
·
Karbon stell
·
Besi shaf
B A B V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengalamn selama melaksanakan Prakerin di PT. Gunanusa Utama
Fabricators penulis menyimpulkan bahawa:
1.
Perusahaan ini adalah perusahaan yang
berteknologi tinggi yang di tunjang oleh peralatan yang cukup modern sehingga
dapat menghasilkan produksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi.
2.
Perusahaan ini adalah perusahaan yang
mempunyai disiplin tinggi yang menjunjung tinggi kesejahteraan dan kesehatan
karyawan dengan rasa kekeluargaan yang belum di dapat disekolah.
3.
Dengan adanya prakerin ini, berarti
memberikan kesempatan kepada siswa SMK, untuk menimba ilmu pengetahuan yang
belum di dapat disekolah.
5.2
Saran - saran
Dalam kesempatan ini penulis berkeinginan
memberikan saran-saran yang semiga dapat diterima dan berguna,diantaranya:
1.
Diadakan peanekaragaman kerja untuk
peseta Prakerin, supaya siswa Prakerin dapat lebih banyak mengetahui prose
kerja di perusahaan.
2.
siswa Prakerin mengharapkan pelaksanaan
program Prakerin, dilaksanakan secara serentak, agar siswa Prakerin yang sedang
melaksanakan Prakerin di industri sekembalinya disekolahdapat belajar
bersama-sama.
JURNAL
KEGIATAN MAGANG SMK YP FATAHILLAH 1 CILEGON
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
PERUSAHAN :
PT. Gunanusa Utama Fabricators
WAKTU/PERIODE :
01 Maret s.d 31 Maret 2011
ALAMAT PERUSAHAAN :
Jl. Suralaya Ds. Margasari-Argawana
Kab. Serang
DIVISI :
Mechanic Shop
No
|
HARI/TANGGAL
|
JENIS KEGIATAN
|
PARAF
|
1
|
Selasa
01 Maret 2011
|
-
Safety Indecation
-
Security indecation
-
ID card dan Pengambilan APD di PPE
|
|
2
|
Rabu
02 Maret 2011
|
-
Finger Print
-
Pngenalan Mesin
|
|
3
|
Kamis
03 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor drill plange 12 buah
Æ
10 mm
-
Membubut Flate Plange 2”
|
|
4
|
Jum’at
04 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor ring
Æ
10 mm
-
Membubut Flate plange 2”
-
Menggerinda Handle untuk Taport/pegangan
|
|
5
|
Senin
07 Maret 2011
|
-
Mass Matting
-
Menggerinda Pin
-
Latihan Las
-
Bor Drill plange
Æ
10 mm
|
|
6
|
Selasa
08 Maret 2011
|
-
Bor Flate plange
Æ
20 mm
-
Latihan Las
-
Bor Flate plange
Æ
20 mm
|
|
No
|
HARI/TANGGAL
|
JENIS KEGIATAN
|
PARAF
|
7
|
Rabu
09 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Flate Plange
Æ
24 mm
-
Membongkar Mesin Bor
|
|
8
|
Kamis
10 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor ring Swim
-
Bor Peday
|
|
9
|
Jum’at
11 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Flate plange
Æ
16 mm
-
Bor Bland Plange
Æ
24 mm
|
|
10
|
Senin
14 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Ring
Æ
6 mm
-
Latihan Las
-
Bor Channel buat Taport
Æ
5 mm
-
Bor Flate Plange
Æ
24 mm
|
|
11
|
Selasa
15 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Ring
Æ
18 mm
|
|
12
|
Rabu
16 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Flate Plange
Æ
17 mm
|
|
13
|
Kamis
17 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Flate Plange
Æ
20 mm
-
Membubut Ring Jack
Æ
40 mm
|
|
14
|
Jum’at
18 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Evaluasi Gambar Teknik
-
Latihan Las
|
|
15
|
Senin
21 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Latihan las
-
Menggerinda pin
|
|
16
|
Selasa
22 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor Flate Plange
Æ
20 mm
|
|
No
|
HARI/TANGGAL
|
JENIS KEGIATAN
|
PARAF
|
17
|
Rabu
23 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Latihan Las
-
Bor Flate Plange
Æ
20 mm
|
|
18
|
Kamis
24 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor dudukan lampu
Æ
50 mm diatas Project Bongkot
|
|
19
|
Jum’at
25 Maret 2011
|
-
Mass Metting
-
Bor dudukan lampu
Æ
50 mm diatas Project Bongkot
|
|
20
|
Senin
28 Maret 2011
|
-
Bor Branding Phannel buat bongkot
-
Latihan Las
|
|
21
|
Selasa
29 Maret 2011
|
-
Bor Block Phannel (front side)
-
Bor Flate Plange
Æ 20 mm
|
|
22
|
Rabu
30 Maret 2011
|
-
Mengebor Block Phannel (Front side)
-
Bor Flate Plange
Æ 20 mm
|
|
23
|
Kamis
31 Maret 2011
|
-
Menyelesaikan Laporan
-
Mengembalikan APD
|
Cilegon, Maret 2011
Pembimbing Industri
( Asyani Wahyu Pratama.ZA )
No comments:
Post a Comment